Rabu, 09 Agustus 2017

Guru Sim Kang Myung di School 2017, Karakter yang Nyata di Sekitar Kita

School 2017, sama halnya dengan series school yang lain mendapat atensi dari banyak pihak. Saya pun jadi salah satu penikmatnya. Di drama ini kita akan disajikan masalah terkait kehidupan remaja SMA yang sangat terikat dengan sistem penilaian yang kadang pula tak manusiawi. Komedi-misteri dirangkai begitu apik namun bukan itu yang akan menjadi fokus saya dalam postingan ini.
Yup, alih-alih terpikat mengulas pemeran utama, saya malah kepincut dengan guru kalem Pak Sim Kang-Myung. Ia memiliki karakter yang bener-bener care dengan murid-muridnya. Ibarat kata, dia itu manis macam gula-gula *apaan sih?
Well, lupakan barusan.

Nah, Pak Shim ini sering kali mengatakan hal-hal bijak, argumen berbobot yang tajam, perkataan yang berkobar. Tapi itu cuma di belakang orang-orang. Selanjutnya ia akan bilang, "Seharusnya tadi aku bilang begitu."

Familiar nggak sih, temen-temen? Kita atau mungkin orang di sekitar mungkin banyak juga yang demikian. Rasanya ingin sekali mengungkap sesuatu tapi tak bisa. Alasannya berkisar pada takut, malu, beresiko, dan ragu.

Itu sesuatu yang manusiawi sebenarnya tapi dalam kondisi tertentu bisa membuat kita dicap pengecut dan efek buruknya, kita bisa saja menyesalinya. Semisal dalam suatu kondisi seseorang dihadapkan dengan aksi pembulian. Ia melihat orang lemah ditindas orang lain.

Ada rasa ingin menolong tapi cuma sampai dibatas ingin tanpa berkelanjutan menolong sungguhan. Dan sekali lagi, mungkin menghadapi resikonya adalah hal yang mereka takuti seperti gantian dibuli atau yang lain.

Jika kalian setuju bahwa diam tak selamanya benar maka menyuarakan kebenaran adalah suatu yang patut atau bahkan wajib kita lakukan.

Merasa terikat peraturan tak tertulis? Saya juga! Kita mungkin tak asing atau bahkan sering menjumpai kasus contek mencotek dalam ujian, jika nurani kita tajam pastilah kita menyuarakan ketidakadilan dan membela kebenaran. Hanya saja ada semacam hukum tak tertulis yang mengikat kita jika saja kita melakukan aksi heroik yang demikian. Bahkan jika mungkin malah kita juga ikut terlibat.

Jadi, adakah rencana teman-teman untuk merubah habit itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar